Kunyit merupakan tanaman rhizoma yang telah dimanfaatkan dalam pengobatan tradisional Indonesia. Khasiat kunyit dalam menyembuhkan suatu penyakit dipengaruhi oleh proses ekstraksinya. Penelitian ini bertujuan membandingkan profil kromatografi lapis tipis (KLT) ekstrak kunyit berdasarkan variasi metode ekstraksi. Proses ekstraksi dilakukan menggunakan pelarut etanol 70% pada rimpang segar dan simplisia kunyit. Teknik ekstraksi yang dilakukan adalah secara maserasi, sonikasi dan bantuan gelombang mikro. Profil kromatografi lapis tipis dianalisis dengan menggunakan standar kurkuminoid pada visualisasi sinar tampak serta UV (254 dan 366 nm). Hasil penelitian menunjukkan rendemen yang lebih tinggi terdapat pada jenis ekstrak kunyit segar daripada simplisianya, secara berturut-turut melalui teknik ekstraksi maserasi, sonikasi, dan bantuan gelombang mikro. Pola kromatografi lapis tipis ekstrak dengan menggunakan eluen kloroform:diklorometan (32,5:67,5 v/v) menunjukkan bahwa ekstrak terpisah menjadi 3 - 4 senyawa, dengan ketebalan kurkuminoid yang berbeda pada masing-masing perlakuan ekstraksi. Profil kromatografi lapis tipis dengan kualitas kadar kurkuminoid tertinggi terdapat pada ekstrak simplisia secara sonikasi, disusul dengan ekstrak simplisia secara maserasi dan gelombang mikro, serta ekstrak kunyit segar secara sonikasi, maserasi, dan gelombang mikro. Rendemen yang tinggi dari ekstrak kunyit tidak mengindikasikan kualitas kadar kurkuminoid yang dihasilkan semakin baik.
Monografi Ekstrak Tumbuhan Obat Indonesia Pdf 16
2ff7e9595c
Comments